Vrydag 19 April 2013

UN Berantakan, Masa Depanku di Lembar Fotocopy

       Aku salah satu siswa kelas XII di SMA Negeri 2 Mengwi di Bali. Aku sangat kecewa dengan sistem pelaksanaan UN ditahun 2013 ini. Entah apa yang dipikirkan pemerintah, tiba-tiba saja UN ditahun  2013 menjadi UN yang paling buruk dan berantakan.
Dari tahun ke tahun sistem pelaksanaan UN di Indonesia terus berubah-ubah. Berawal dari 1 paket, 2 paket, 5 paket, dan ehh...sekarang menjadi 20 paket. Dan lagi, paketnya pun tidak diketahui karena menggunakan barcode. Aku mengerti itu semua bertujuan untuk menghindari kecurangan dari para siswa agar kami bisa mengerjakan soal UN dengan mandiri. Tapi apa? sekarang malah menjadi kacau seperti ini.
       UN yang seharusnya berlangsung tanggal 15 April 2013 di seluruh Indonesia malah berjalan tidak sesuai yang diharapkan. Sebagian  siswa sudah melaksanakan UN pada hari tersebut, sebagian lagi harus tertunda karena lambatnya penyelesaian dan pendistribusian soal. Bukankah ini sungguh tidak adil? bagaimana rakyat Indonesia bisa menjunjung tinggi "PANCASILA" sementara pemerintah saja tidak bisa melaksanakan sila ke-5 "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Kalau toh ternyata soal-soal UN belum semuanya done untuk dilaksanakan,semestinya biarlah seluruh sekolah di Indonesia menunda UN ini. Supaya UN bisa dilaksanakan secara bersama-sama di seluruh Indonesia. Tapi kalau sudah begini, sebagian siswa merasa sangat dirugikan, termasuk aku sendiri yang mengalami penundaan UN ini.
      Awalnya aku sudah mempersiapkan diri dengan mantap untuk menghadapi UN tahun ini. Tapi setelah mendapat kabar bahwa UN ditunda, aku sangat kecewa. Aku merasa dipermainkan oleh penyelenggara UN. Mungkin siswa-siswa di SMA/SMK di beberapa provinsi lainnya juga merasakan hal yang sama denganku. Tapi kemudian aku berpikir mungkin ini adalah kesempatan bagiku untuk belajar lebih maksimal lagi. Setelah UN ditunda selama 3 hari , akhirnya UN pun dilaksanakan pada hari Kamis 18 April 2013. Aku  datang ke sekolah jam 6 pagi. Segala keperluan UN seperti alas kaca.pensil, pengjapus,penggaris dan juga gunting untuk memotong soal dari LJUN sudah ku siapkan di atas meja. UN yang  seharusnya mulai jam 7.30 tapi sampai jam 8.30 belum juga dimulai.Teman-teman di kelasku khawatir kalau-kalau UN ditunda lagi. Aku berusaha untuk terap tenang, dan akhirnya dua orang pengawas masuk ke ruangan kelasku sambil membawa map kuning berisi soal-soal dan pensil ujian. Aku bertanya-tanya dalam hati,kenapa soal UN-nya tidak di pack  seperti yang kulihat di TV kemarin? dan ternyata setelah dibagikan, itu adalah soal dan LJUN fotocopy-an. Parahnya lagi, UN di ruanganku hanya satu paket soal. Kenapa seperti ini? kenapa malah lebih buruk dari try out dan pemantapan-pemantapan sebelumnya? Banyak pertanyaan-pertanyaan yang ingin ku lomtarkan dari benakku, tapi tak tahu kepada siapa harus mengadu... siapa yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu? Guru-guruku hanya bisa berkata " Sudah, jagan pikirkan apa yang bukan menjadi urusan kalian, kerjakan saja apa yang ada"
     Aku merasa bahwa aku dan siswa-siswa lain yang senasib denganku juga ingin merasakan bagaimana sih soal UN yang asli, yang katanya LJUN menyatu dengan soalnya, LJUN yang lebih tipis dari yang  biasanya, dsb. Kenapa bagian kami tidak sama dengan mereka yang UN-nya tidak tertunda? Bukankah semua siswa memiliki hak yang sama?
      Menurut informasi-informasi yang aku dengar, katanya soal-soal UN  untuk SMA-ku dan beberapa SMA lainnya di Bali mengalami kesalahan pengiriman.(apa? salah kirim? kok bisa?) dan aku juga tidak tahu pasti apakah informasi itu benar atau tidak. Sehingga sekolahku terpaksa mengguakan soal-soal yang difotocopy dari soal UN SMA lain yang mendapat soal UN asli. Inikah yang harus kami terima setelah bersusah payah belajar di SMA selama 3 tahun dan hanya diuji dengan lembaran fotocopyan? Sungguh ironis....

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking